•●♥ About FeiwenZ ♥●•
Born at Jakarta in 1992.
A designer who loves music, games, and internet-friendly.
Great fan of Cinnamoroll cartoon character published by Sanrio.
Creative, fast learner, cheerful, hardworker, and friendly are 5 words to describe her.
Graduated in 2009 from Budi Mulia Senior High School.
Then, she took Design major in Tarumanagara University until present.
She finds experience by working freelance as a designer, photographer, and writer. She took part time jobs since High school as a Freelance Sales and Product Consultant.

Monday, July 25, 2011

23. Trio 'Macan Bertaring'

Udara panas terik sangat menyengat kulit.
Lenganku yang sudah berwarna kehitaman ini, dibakar lebih parah oleh matahari.
Tapi, rasanya tetap adem.
Kenapa? Karena aku berjalan tidak hanya sendiri.

Hmm...kulirik jemariku yang menggantung bersilangan dengan jemari seseorang.
Rasanya agak aneh sebenarnya.
Pertama kalinya aku berjalan dengan tangan berpegangan.
Dengan siapa lagi kalau bukan Lexi.

Sejak kejadian seminggu lalu, yaitu Lexi datang ke rumahku menyamar sebagai Alex,
sejak Lexi dengan resmi me'nembak' ku,
dan sejak aku menobatkan Lexi sebagai pacar pertamaku,
sejak itulah kebiasaan baru ini dimulai.

Saat membuka mata di pagi hari, biasanya langsung kutemukan sebaris sms singkat.

"Bulet sayang...bangun. Udah pagi nih. Bulet mesti ke kampus kan? Laff U..."

Membacanya setiap pagi saja sudah membuatku langsung segar dari kantuk.
Bagaimana kalau aku tidak menemukan sms itu?
Gantian aku akan mengirim sms singkat.

"Morning...hoamm... Jelekkk jangan lupa sarapan ya. Hehehe..."

Sekarang, kalau Frey bercerita soal dia dengan Martin, aku bisa bercerita soal Lexi.
Nggak lagi bengong kalau Frey menceritakan kebiasaan lucu Martin, aku bercerita tentang Lexi.
Seperti inikah asiknya punya pacar? 

Aku duduk di kantin dan membeli nasi goreng langgananku.
Lexi sendiri membeli chicken katsu dan orange juice.

"Ngedate yok, ntar malem?" tiba - tiba Lexi melantunkan pertanyaan itu.

Aku menoleh kepadanya dengan tatapan bingung. 
Kencan? Mengapa dia mendadak mengajakku makan malam dengannya? 
Tapi, kalau dipikir - pikir, kami memang belum pernah sungguh - sungguh ngedate hanya berdua. 
Selama ini selalu pergi beramai - ramai. 
Atau minimal, Frey ikut. 

"Kemana?" aku bertanya. 

"Nanti gue ajak ke salah satu resto favorit gue. Mau?" 

Aku mengiyakan ajakannya dengan sebuah anggukan. 
Sambil mengunyah nasi goreng di hadapanku, aku memperhatikan Lexi. 
Kalau kupikir - pikir, sebenarnya aku ini sangat beruntung sekali ya? 
Patah hati...belum pernah. Err,,..kecuali kasus telponan Lexi dengan Lyn tidak dihitung. 
Jadian pertama kali dan langsung mendapat pacar yang begitu keren seperti Lexi. 

"Ngapain bengong?" Lexi mengagetkanku dari lamunan. 

Nggak kok siapa yang bengong? Lagi menikmati makanan." aku mengelak. 

"Makanan apa? Makanan rohani? Ngeliatin gue sampe terkesima gitu."

Aku mencibir. 
Huhh dasar. 
Dia malah meledekku. 
Tapi memang sih, dari tadi aku memperhatikan dia terus. 

"Ge eR banget ih. Sifat elo yang gak pernah berubah tu kepedean, tau ngga?" aku meledeknya.

"Hmm...kalo gitu mulai sekarang gue bo'ong aja deh. Gue bakal bilang gue jelek." 

Aku lagi - lagi tertawa mendengar guyonannya.
Uhh...seandainya saja dia bukan pacarku, pasti sudah kujitak habis.
Tapi, karena dia pacarku tersayang, kumaklumkan. 
Upss...? Tersayang? 
Rasanya agak janggal menyandang julukan itu. 

"Ntar malem pake dress yang elo pake waktu dansa ya." Lexi berkata. 

"Hah? Emangnya makan di resto pake dress?" aku bertanya dengan polos. 

"Maunya nggak pake baju?" 

"Ih, nggak gitu juga kali. Maksud gue, baju biasa nggak boleh? Kayaknya salah kostum kalo makan pake gaun." aku menjelaskan. 

"Habisnya, baju lo yang lain tomboy semua. Pokoknya pake dress ya. Plisss?"

Memangnya salah ya kalau cewek nggak suka memakai dress?
Tapi, memang sih, aku terlihat sangat berbeda ketika memakai dress yang Lexi belikan
Seolah, upik abu berubah menjadi cinderella.

Seusai makan, Lexi ada latihan basket.
Aku menunggu Lexi di samping lapangan sambil duduk dan memegang tasnya.
Kuperhatikan dengan cermat setiap kali dia memasukkan bola ke dalam ring.
Tidak ada yang berubah dari gerakannya sejak terakhir aku menemaninya latihan basket.

Setiap kali dia memasukkan bola, dia masih menoleh padaku.
Rasanya senang sekali mendapat perhatian lebih seperti itu.
Mendadak, mataku tertumbuk pada sosok di sudut lapangan sebelah sana.
Sepertinya aku kenal 3 orang cewek itu.

Mereka kan Trio 'Macan Bertaring'!
Bukan secara harafiah sih..,
Maksudnya mereka 3 orang cewek dengan tatapan menyeramkan,
Seperti macan mengincar mangsa.
Terutama mangsanya yaitu Lexi...

Mereka sedang memperhatikan Lexi dari balik jeruji besi yang membatasi lapangan dengan jalan setapak.
Sambil duduk dan sesekali mengeluarkan hp untuk memotret Lexi, mereka tertawa - tawa.
Ya...mereka kan' 3 cewek yang waktu itu mengepung Lexi!
Aku langsung menyembunyikan wajah di balik tas.

Waktu itu terakhir kali, aku dan Lexi yang belum jadian saja terpaksa berlari kabur dari 3 cewek itu terbirit - birit.
Tapi sekarang malah lebih parah, aku dan dia sudah resmi jadian.
Aku bisa dicincang hidup - hidup oleh mereka bertiga!

Mendadak, Lexi berjalan mendekatiku.
Sepertinya anak - anak basket sedang break untuk minum.
Duh...Lexi jangan kemari pliss...
Bagaimana kalau cewek - cewek itu melihat dan...

"Bulet...minta minum dong." kata Lexi yang sudah duduk di sebelahku.

Terlambat. Pandangan ketiga cewek itu sudah mendarat tepat di dahiku.
Ya...mereka memasang muka semasam - masamnya.
Mungkin diibaratkan orang yang kebelet WC, tapi sedang terjebak macet.
Seperti itulah wajah mereka.

"Lex...itu di sudut..." aku berkata kepada Lexi sambil berbisik.

"Sudut?" Lexi mengikuti arah pandanganku.

Kemudian dia pun terdiam melihat 3 orang cewek itu.
Entah kenapa saat Lexi melihat mereka, langsung mereka kelihatan salah tingkah.
Jujur saja, kelihatannya lucu sekali.
Mereka langsung merapikan rambut, merapikan baju, dan 1 orang malah melambai pada Lexi.

"Kenapa? Mereka juga udah sering kok nonton gue latian basket." Lexi bertanya dengan cuek.

Aku memanyunkan bibir. 
Jadi, dia menyamakanku dengan mereka?
Mereka JUGA sering? Huhh...aku tidak suka disamakan.
Dan Lexi sepertinya menyadari perubahan ekspresiku.

Mendadak Lexi maju dan bibirnya mendarat di pipiku.
Aku terkejut dan mundur ke belakang.
Rasanya jantungku tidak karuan.
Untuk sesaat, seperti berhenti.
Dia langsung tertawa terbahak - bahak melihat ekspresiku.

"Ngapain lo?" aku bertanya panik.

"Nggak boleh nyium pacar sendiri?" dia bertanya iseng.

"Wah...ini sih alamat gue disate' mereka bertiga." aku berkata semakin desperate.

"Nggak bulet...gue jagain elo biar nggak diapa - apain. Oke?" Lexi mengacak - acak rambutku.

Tidak berapa lama kemudian, peluit dibunyikan dan Lexi kembali masuk ke lapangan.
Dia melambaikan tangan padaku dan berlari masuk.
Kualihkan pandangan ke 3 cewek itu.
Hohoho...pandangan itu. Seperti ingin menelanku hidup - hidup.

Salah satu dari mereka malahan memasang tampang desperate dan langsung berbalik pergi.
Menyusul 2 orang lainnya juga pergi.
Aku bernafas lega. Setidaknya kupikir mereka akan menghampiri dan menjambakku beramai - ramai.
Sebab 'idola' mereka malah mencium pipi cewek lain.

Seusai latihan, aku pulang bersama Lexi.

"Tau nggak, gue dah punya feeling beda sama elo sejak awal kita kenalan." tiba - tiba Lexi berkata.

"Feeling beda gimana?"

"Waktu elo ngobatin pipi gue...menurut gue di situ elo manis banget."

Wajahku bersemu merah dibalik helm yang menutupi wajah ini.
Mulailah dia melantunkan kata - kata penuh rayu seperti biasa.
Dan selalu tepat sasaran berhasil membuatku 'klepek - klepek'.

"Hmm...berarti elo udah suka dari sejak pergi ke pantai dong?"

"Suka sih belom..." dia berkata. "Tapi tertarik. Pingin tau banyak tentang elo... You look so special in my eyes..."

Aku hanya speechless sambil tersenyum - senyum.
Pohon yang bergerak cepat di samping motor kami yang melaju,
Langit yang tampak biru cerah,
Semua terlihat indah secara ajaib.

Dalam hati aku berbisik.

"You're also my special one. Cuma seorang Lexi yang bisa bikin dag-dig-dug seorang Eva..."

No comments:

Post a Comment

I'm looking forward to your comments and critics so I can make a better blog in the future. Thx a Lot. G.B.U.-Fei-